Misteri - Semua itu berawal ketika aku mencoba melihat-lihat
basement rumah kita sendirian. Ketika aku hendak pergi kesana untuk
mencari sesuatu, aku melihat sesuatu bergerak. Sesuatu yang hitam dan
kecil.
Aku juga pernah melihat sesuatu itu sudut-sudut rumah, disepanjang
koridor, di atas lemari TV, diruang laundry, dan dimana-mana. Mereka
berpindah dari satu sudut ke sudut lain didalam rumah.
Semua itu menyebabkan aku beteriak ketakutan ketika aku melihatnya. Aku
mendengar satu waktu Judy berkomentar menertawaiku "Oh, Kelsie ketakutan
lagi."
Aku sangat ketakutan dengan wujud itu. Dan aku selalu memberitahumu dan
yang lainnya agar tidak pergi ke basement. Karena disana adalah tempat
dimana makhluk-makhluk itu bersembunyi.
Itu sarang mereka, aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi bila kita
berlama-lama berada disana. Tapi kamu hanya menganggapku terlalu
berlebihan. Kamu malah rajin pergi kesana untuk membersihkan ruang
basement dan barang-barang didalamnya.
Sebenarnya aku tidak ingin yang lain tahu tentang ketakutanku itu, aku
termasuk bagus dalam menyembunyikan itu. Tapi aku menyerah ketika aku
sampai dibagian yang bagiku sangat parah.
Tidak lama setelah aku bisa melihat mereka, lalu aku bisa mendengar
mereka. Mereka selalu berbisik-bisik seperti mengatakan sesuatu,
mengejekku, memindahkan benda-benda dirumah kita, dan keributan kecil
lainnya yang sama sekali tak berarti bagimu, Judi, dan ayah.
Mungkin sebenarnya kamu bisa mendengar dan melihat mereka, tapi kamu,
berpura-pura tidak menyadari kalau mereka juga tinggal di rumah kita.
Aku ingat ketika kamu menemukan sapu tangan dibawah tempat tidurmu, yang
tidak satupun diantara kita mengakui kepemilikan saputangan itu.
Kamu hanya menertawakannya, semua menertawakannya, padahal itu
peringatan dari mereka untukmu. Tapi kamu mengejek dan membuat candaan
dari itu dengan pura-pura berterima kasih telah diberi hadiah saputangan
misterius.
Kenapa tak seorang pun dari kamu, ayah, atau Judy mendengarkan aku
ketika aku menyuruh kalian untuk berhenti menertawakan itu. Waktu
berlalu, aku sudah 8 tahun, suara-suara itu tetap saja terus-menerus
terjadi dirumah.
Kini, aku bisa mendengar setiap kata yang mereka ucapkan.
Makhluk-makhluk ini, yang aku sebut 'the Whisperers', berbicara tentang
segala hal. Mereka berbicara tentang hal-hal baru yang akan mereka
lakukan untuk mengacau dirumah kita, seberapa banyak kita menertawakan
mereka maka mereka akan makin sering mengacau kita.
Sayangnya, kalian mengabaikan aku untuk berhenti menertawai sesuatu yang
aneh dirumah kita ini. Mereka selalu memikirkan bagaimana cara terjahat
untuk melukai keluarga yang telah tinggal dirumah mereka, yaitu
keluarga kita. Sebenarnya aku telah belajar dari kamu untuk mengabaikan
semuanya.
Tapi aku mencoba lebih keras lagi, aku ingat suatu malam saat aku
berbaring ditempat tidurku, aku mendengar suara deritan pintu terbuka,
aku tidak bisa lagi tertidur nyenyak, suara kecil itu bisa membuatku
tersentak bangun ditengah malam.
Mereka sangat mengetahui cara terbaik untuk menakut-nakutiku. Suara
gaduh itu lalu terdengar di dapur. Untuk membuatku merasa aman, aku
menarik selimut menutupi kepalaku. Aku ingin menangis memanggilmu
seperti anak kecil, tapi aku tidak ingin menyusahkanmu.
Aku mendengar lengkingan dari dapur, suaranya cukup pelan yang mungkin
tidak akan membangunkan seisi rumah kecuali aku. Aku tahu jika kamu
membaca tulisan ini, ibu, kamu akan berhenti meneriakiku untuk berhenti
berbuat konyol tentang suara-suara yang menurutmu hanya khayalanku.
Lalu, aku memutuskan untuk melihat apa yang terjadi di dapur. Aku harus
mengetahui setan atau iblis apa yang ingin memangsa keluarga kita.
Lorong rumah terasa ngeri dan dingin di malam musim panas yang
seharusnya panas, aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuat suara
ketika aku melewati lorong menuju ke dapur. Aku sangat takut, dan
keringat membasahi baju dan seluruh kulitku.
Ibu, aku tidak ingin menakutimu dengan menjelaskan secara detail apa
yang ada di dapur, tapi aku akan memberitahumu yang terlihat mencolok
disana. Makhluk kecil, Kira-kira dua kaki berdiri didepanku, warnanya
hitam dan mempunyai mata berwarna kuning terang.
Baunya seperti campuran dari minyak sayur dan aspal jalanan. Dan
mengeluarkan suara seperti api yang berderak dan gumaman yang terus
menerus, makhluk itu membuatku takut, Ibu. Mereka jelmaan yang
menakutkan.
Ketika aku melihatnya, dia melihat kearahku dan membuka mulutnya yang
mana tidak terlihat ketika aku melihatnya pertama kali, mulutnya penuh
dengan gigi-gigi tajam seperti silet.
Lalu aku melihat Dino, anjing kita yang malang, dia terbaring
ditengah-tengah dapur didekat meja besar tempat menaruh bahan-bahan
belanjaan. Pisau pemotong daging yang besar, tertancap dirusuknya. Dino
melengking satu kali, dia mengejang-ngejang sebelum akhirnya mati dalam
kesakitan.
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan kemudian ibu. Aku tak bisa
mengontrol diriku saat itu, aku menangis. Aku menjerit ketika air mata
jatuh dari mataku, aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan bu.
Benar-benar tidak tahu.
Aku mendengar suara mereka lagi, menuju lorong ke kamar-kamar kita, lalu
aku segera menyusul kesana, dan kulihat pintu kamar Judy dan kamarmu
terbuka bu. Oh, Tuhan. Aku sangat ketakutan. Tanpa berfikir lagi, aku
langsung masuk ke kamar Judy.
Judy telah mati bu. Aku menemukannya sudah termutilasi, tapi aku tahu
kamu tidak menginginkan aku untuk menceritakan secara detail tentang
mayat Judy.
Aku tidak punya waktu untuk berlarut-larut dalam kesedihan, aku harus
mengecek kamu dan ayah. Aneh sekali, lampu di kamar kalian dalam keadaan
hidup menerangi apa saja yang ada didalam kamar, jadi aku tidak butuh
masuk kedalam untuk melihat ayah terbaring dilantai, dalam kekakuan. Dua
pisau mentega tertancap dilehernya bu. Aku tidak tahu bagaimana itu
terjadi.
Kamu tidak dikamar waktu itu. Mengapa kamu tidak berada dikamarmu bu?
Apakah kamu mendengar mereka datang? Apakah kamu mendengar bunyi langkah
mereka? Apakah kamu fikir bahwa berlari ke basement adalah jawaban
terbaik?
Tiba-tiba aku tahu bu, aku tahu kamu berada dibawah sana, mencoba
melarikan diri dari makhluk-makhluk itu. Aku berlari menuruni tangga,
berharap bisa memukul 'the Whisperers' untukmu.
Tetapi, Aku mendapatimu diruang keluarga bu. Lampunya dimatikan. Aku
melihatmu didepan TV. Kamu mempunyai luka dalam dikepala dan kakimu.
Kamu kehilangan banyak darah. Ketika kamu melihatku, kamu menjerit
ketakutan. Kamu menjerit sekuat tenaga. Aku tidak mengerti.
Tapi, lalu aku melihat mereka lagi. Makhluk-makhluk itu. Bunuh dia.
Bunuh dia. Bunuh dia. Bunuh dia. Bunuh diam bunuh dia. Bunuh diam.
Mereka terus menerus mengulangi itu ditelingaku bu. Mereka
memerintahkanku untuk membunuhmu. Mereka memberitahuku bahwa kamu harus
mati.
Lalu, aku melihat tanganku, tanganku telah tertutup oleh darah bu. Darah
telah menggenangi gaun tidurku dan memenuhi lenganku. Rupanya aku
sedang memegang sebuah pisau. Ya, sebuah pisau dari dapur.
Ketika aku menengadah, 'the Whisperers' telah pergi, dan hanya aku dan
kamu yang tertinggal. Aku menghidupkan lampu dan tersenyum kearahmu,
menenangkanmu bu. Tapi kamu menjerit lagi. Lalu, aku menghadap kedepanmu
dan mengangkat pisau ditanganku.
Aku sudah memberitahumu jangan pernah pergi ke basement bu. Mengapa kamu tak pernah mendengarkanku?
No comments:
Post a Comment